Rabu, 07 September 2011

kamu di mataku

kamu itu hujan tanpa pelangi,
membuatku basah kuyup,
lalu dinginnya menyesap hingga ke tulang,
memaksa tuk terus berharap adanya pelangi,
padahal matahari memang disekap awan, takkan muncul.

kamu itu kuncup mawar tapi tak merekah,
membuatku ingin memiliki,
tergesa menciumi wangimu,
hingga kulit jemariku tersayat,
padahal kelopakmu memang lemah lain dg durimu.

kamu itu bayi bulan kesepuluh,
sebulan yg lalu mereka menunggumu,
membuat mereka lebih lama bertanya-tanya,
apa warna yg pas untuk kamarmu kelak,
padahal belum tentu kamu terlahir.

1 komentar: