Rabu, 04 Januari 2012

blog cinta #3

dear Tuan Tulang Rusuk tersayaaaaaaaaaaaaaaaang,
namamu masihhhh saja panjang.
TTR = Tuan Tulang Rusuk
hahahah :p
sudah lama yaa aq gak menulis surat untukmu,
pasti kamu kangen. . .
Tuan,
selamat tahun baru 2012. .
apa kabarmu disana ?
semoga sebaik diriku dan semakin dekat denganku ya ^^

dear Y o u,

tuan dengan rentetan vokal dan konsonan terbaik
kau membuat alfabet begitu misterius
seakan vokal itu tak cukup a i u e o

tuan dengan nama paling indah
namamu membuatku susah melafal
seakan tak ada ejaan yang berhak meraih prosa mu

tuan,
di meja ini tersedia belpoin dan selembar kertas putih
tapi,
bahkan tangan ini susah meraih apalagi menulis

seakan tak ada tinta yg berani keluar
karna merasa terlalu murah untuk menuliskan goresan terindah,
yakni namamu.

seakan tak ada kertas yg merasa kuat
karna merasa hanya tinta emas murnilah tinta termurah untuk menuliskan namamu
maka apadaya kertas biasa, ia merasa akan robek dan malu.

sedari sekarang,
kan kucari tinta emas juga perkamen terbaik.
untuk menuliskan namamu,
nama terindah untuk masa depanku nanti.

always m e .
»»  READMORE...

@matakarerina #2


Mataku makin berat,
Tanganku kesemutan
Kakiku mulai dingin. . .
Aq mual.
Ah! KEPALAKU !
"Aq kalah!", pikirku sebelum mata ini benar2 menutup.

panas!
arghhh!
ini terlalu menyilaukan.
arghhh!
kepalaku masih sakit, sepertinya banyak suara yang kudengar samar sementara mataku belum sanggup beradaptasi.
ada suara berat yang kudengar,
begitu familiar.
ya! ada satu suara berat yang sangat terdengar familiar,
membuatku tak sabar membuka mata untuk mengecek sekeliling.
perlahan namun pasti,
mataku menemukan titik fokus.
pertama kubuka mata, yg kulihat adalah langit2 kamar klasik ini.
ukiran2 khas yang dulu dipesan papa khusus untuk kamarku.
ada lampu gantung ditengah langit2 ini,
tepat diatas ranjangku.
lampu berbahan gelas kristal replika,
dengan cahaya yang tidak begitu terang.

aq pun kembali mendengar suara berat itu,
dari sebelah kananku.
ternyata itu papa.
semenjak mama meninggal,
beliau belum jatuh cinta pada wanita lain.
bukan ku tak mengijinkan tapi beliau sendiri yang memilih untuk merawatku dan bekerja saja.
katanya, cintanya kini hanya untukku.
disebelah bahu kananku,
papa masih dengan setelan kerjanya.
kemeja putih bersih, vest ungu tua, dan dasi ungu yang selaras dengan vest juga jas nya. begitu gagah. bila saja kakakku masih ada, dy akan segagah papa. aq tak sangsi sedikitpun mengenai itu.
'hei pah, kok sudah pulang?'
'papa kangen kamu Re sayang'
'ah papa, tp kan bisa saat makan malam qt bertemu. seperti biasa'
'gak apa2. lagipula kerjaan papa kan gak padet. laper gak Re?'

aq mulai merasa2 perutku.
ah! iya memang sepertinya aq sudah perlu makan.
tapi bukan lapar.
obat2 itu membuat selera makanku tak sebesar dulu.
'iya pah aq lapar sekali. ini jam berapa pah?',bohongku pada papa alih2 agar beliau tak kuatir.

lalu papa keluar kamar, sepertinya beliau ke dapur untuk memberitahukan perawat rumah menyiapkan makanan untuk kami.
tak lama kemudian papa kembali,
sementara aq yang sudah tersadar benar
beranjak mandi.
aq merasa begitu kacau.
kulihat jam menunjukkan pukul 1 siang, itu berarti aq tertidur kurang lebih 4jam.
semua gara2 obat itu.
'HUH!', gumamku saat mulai merebahkan diri tuk mandi di bathtub berisi air hangat dan sabun dengan aroma mawar favoritku.

kurang lebih setengah jam aq pun selesai membersihkan tubuhku dan membuat moodku setidaknya tidak sekacau tadi.
berpakaian seadanya. aq kembali ke ruang tidurku.
kulihat papa sudah duduk di sofa samping ranjangku,
beliau tersenyum seraya berkata,
'putri papa cantik ya'
'ah papa jangan mulai'
'Re, andai mamamu masih disini ya juga kakakmu'
'papa..', aq memeluk papa kencang. aq tak mau melihat papa menangis. walau sepertinya papa memang jarang menangis. papa paling kuat menahan emosi terdalamnya.
'pah, ayo makan. perutku bunyi' candaku mengalihkan situasi berat itu
'oh tentu saja sayang, ayo!'

siang itu kami makan dimeja yang sama.
hanya berdua.
sambil sesekali menoleh dan menghirup udara segar dari pintu yang sering dibuat terbuka menghadap langsung ke taman.
begitu menyenangkan.
lalu kulihat ada seseorang ditaman.
seseorang yang sangat asing.
seorang pria yang sepertinya seusia denganku.
ia terlihat mondar-mandir dengan baju kecoklatan dan ia mengenakan topi yang lucu.
'siapa dy?' gumamku dalam hati sembari lanjut menelan ice cream vanilla dengan perlahan.
»»  READMORE...

Selasa, 27 Desember 2011

@matakarerina #1


Oh tuhan !
Apa ini ???
Materi yg melimpah ruah disini .
APALAH ARTINYA EMAS, PERAK, BERLIAN INI ???
Tanpa satu yg kumau dr kecil,
KEBEBASAN !

Mereka bilang aq sempurna.
Mereka bilang aq tinggal sebut.
Mereka bahkan ingin MENJADI AKU.
Maka JADILAH AKU !
Aq malah tak ingin semua ini,
Tanpa KEBEBASAN ini seperti yg ada dalam kiasan,
SANGKAR EMAS.
Namaku Karerina Hulian.
Keseharianku tidak biasa
Tidak seperti anak perempuan biasanya.
Sarapan bersama orangtua,
Berpamitan pergi ke sekolah dan berteman,
Sesekali bermain bersama teman di akhir pekan hingga petang
Atau sekedar minum teh bersama di salahsatu rumah teman
AKU TIDAK SEPERTI ITU !
Sekolahku di privasikan,
Orang umum menyebutnya home schooling .
YA! Guruku datang ke rumahku,
Dan memang ada ruang kecil untuk kelas kami belajar.
Rumahku memang sedikit berlebihan dibanding rumah-rumah di kotaku
Kuceritakan sedikit tentang keluargaku,
Papaku adalah seorang yang ternama,
Ia pebisnis handal .
Ia tersohor di kota kecil kami
Sedangkan mamaku seorang ibu rumah tangga yang baik
Tidak ada yg cacat tentang keluargaku hingga pd hari itu . . .
Kakak lelakiku yang memang agak nakal berontak
Ia tidak setuju ttg papa yang membatasi ruang geraknya padahal ia sudah dewasa ( 20 thn, red)
Lalu kakak hendak minggat
Saat itu hujan besar disertai beberapa kilat.
Aq yang masih berumur 7 tahun dijaga oleh suster pribadi kluargaku,
Sementara papa mama berusaha mengejar kakak dg mengendarai mobil klasik papa
Jalanan di kota kami di beberapa area masih terjal dan bila hujan sangat licin
Kakak yang sedang kalap tidak menyadarinya.
Hingga ia terperosok,
Menabrak bongkah batu besar di tepi kota.
Papa dan mama membawanya ke rumahsakit.
Tapi kata orang2,
Kakakku sudah terlalu banyak mengeluarkan darah.
Tuhan mengambilnya......
Kakakku sayang telah menjadi malaikat tuhan saat aq berumur 7 tahun.
Sememnjak itu,
Mama agak murung.
Mama sering terlihat di kamar kakak,
Terduduk di kursi tempat kakak biasa mengerjakan gambar2nya yg luar biasa bagus.
Kakakku seorang seniman. Murid seni tepatnya.
Hingga akhirnya mama sakit...
Kata dokter mamaku depresi,
Papa sibuk mengbati mama. . .
Tp mama lemah.
Suatu malam di saat (seharusnya bila kakak masih hidup) kakak berumur 23 tahun,
Terdengar suara keras di ruang kerja papa.
Seisi rumah melihat kesana,
Dan . . .
Aq melihat mama tergeletak dengan sunggingan senyum di bibir merahnya
Semerah darah di kepalanya. . .
Mama mematik pistol darurat papa tepat di kepalanya.
Papa berusaha menahan syok nya dan menutup mataku yg berlinang tangis.
Aq menjerit keras. Keras sekali.
Itulah malam terakhir aq bersuara di depan papa, orang2 nyata . . . .
Lain lagi dengan papaku,
Tak tahan ditinggal 2 orang malaikatnya
Lalu menghadapi aq yang menurut diagnosa dokter mengidap depresi berat.
Papa memilih menyerahkanku pada perawat2 dan guru yang handal,
Menurutnya itu yang terbaik.
Dengan mengurungku hingga sembuh.
Entah apa yang ia sebut sembuh.
Sekarang umurku beranjak 18 tahun,
Dan aq dikurung kurang lebih 7 tahun kebelakang . . .
BOSAN !
Selain makan dan belajar
Aq masih harus menjalani tes kejiwaan juga obat2 penenang itu.
Kata suster,
Itu untuk kesembuhanku.
Padahal menurutku itu salah.
Itu adalah gerbang kesakitanku.

Tiap pagi aq lihat pepohonan yang hijau dibalik taman bunga kecil pekarangan belakang.
Itupun lewat jendela besar kamarku
Kubuka celah kecil jendela agar udara segar bisa masuk tiap paginya
Wangi tanah bekas hujan semalam adalah wangi favoritku.
Tepat pukul 8 setelah sarapan pagi,
Obat2 itu harus kutelan
Aq tau setelah menelan mereka,
Otot2ku akan sangat rileks
Bahkan saking rileksnya aq tanpa sadar akan tertidur pulas . . .
Tapi pagi ini aq ingin mencoba tetap sadar,
Obat dari suster itu aq minum, aq telan depan meja rias antik pemberian mama semasih hidup dulu.
Dengan gaun tidur berwarna putih tulang yang kini agak krem tanpa motif yang masih melekat di tubuhku,
Aq melawan rasa tenang ini. . .
Sembari melihat refleksiku depan cermin itu
Aq menyambar semua yg dapat tanganku jangkau . . .
Barang2 itu berjatuhan,
Mataku makin berat,
Tanganku kesemutan
Kakiku mulai dingin. . .
Aq mual.
Ah! KEPALAKU !
"Aq kalah!", pikirku sebelum mata ini benar2 menutup.
»»  READMORE...

Minggu, 18 Desember 2011

blog cinta #2

dear y o u ,

yg berhak angkuh
yg berhak tersenyum
yg berhak bersinar

cepatlah sampai

always,
m e .
»»  READMORE...

Rabu, 07 September 2011

kamu di mataku

kamu itu hujan tanpa pelangi,
membuatku basah kuyup,
lalu dinginnya menyesap hingga ke tulang,
memaksa tuk terus berharap adanya pelangi,
padahal matahari memang disekap awan, takkan muncul.

kamu itu kuncup mawar tapi tak merekah,
membuatku ingin memiliki,
tergesa menciumi wangimu,
hingga kulit jemariku tersayat,
padahal kelopakmu memang lemah lain dg durimu.

kamu itu bayi bulan kesepuluh,
sebulan yg lalu mereka menunggumu,
membuat mereka lebih lama bertanya-tanya,
apa warna yg pas untuk kamarmu kelak,
padahal belum tentu kamu terlahir.
»»  READMORE...

Rabu, 20 Juli 2011

blog cinta #1

teruntukmu,
Tuan pemilik sebagian tulang rusuk ku.

Tuan,
namamu masih panjang saat kutulis blog cinta ini
bisakah kau pendek menjadi sosok nama ?
agar aq mudah mengingatmu,
memanggil namamu disetiap hembus napasku.

Tuan,
pernahkah terpikir untuk meloncati pagar bersamaku sebelumnya?
melintasi sungai jeram sebelumnya?
dan menantang gravitasi bersamaku sebelumnya?
hanya untuk membuktikan ini nyata.

cukup dulu ya sayang,
ini sudah malam ..
cukup istirahatmu ya !


penuh rindu,
cintamu.
»»  READMORE...

Minggu, 02 Januari 2011

Jika diammu itu emas, maka tangisku ini raksa

Tertinggal dari smua kesepian
Tersungkur dalam belaian kemewahan
Oleh darah yg keluar dari hati emasmu
Oleh abu wangi yg keluar dari hangusnya cintamu

Kebahagiaan yang kurasakan ternyata kehampaamu
Kenyamananku saat bersamamu ternyata kerengkuhanmu
Sesapan cinta yg kuagungkan ternyata lukamu
Dan selama ini aku menjadi seorang penyiksa bagimu

Oh, sayang
Berjuta air mata kau uraikan tanpa sepengetahuanku
Segudang cita kau tinggalkan demi setitik rengekanku

Oh, sayang
Sering kau mengeluh lelah padaku
Dan ku hanya bilang , "ah pemalas"

Kini kau pergi selama2nya
Takkan ada lagi wajah yg diketuk sgalarupa agar terlihat ceria
Takkan ada lagi suara2 lucumu saat menghiburku

Begitu menyebalkan
Kau hanya diam dan dingin
Tidak berkeluh juga
Dan bahkan saat tangisku membanjiri nisanmu
»»  READMORE...