Rabu, 04 Januari 2012

@matakarerina #2


Mataku makin berat,
Tanganku kesemutan
Kakiku mulai dingin. . .
Aq mual.
Ah! KEPALAKU !
"Aq kalah!", pikirku sebelum mata ini benar2 menutup.

panas!
arghhh!
ini terlalu menyilaukan.
arghhh!
kepalaku masih sakit, sepertinya banyak suara yang kudengar samar sementara mataku belum sanggup beradaptasi.
ada suara berat yang kudengar,
begitu familiar.
ya! ada satu suara berat yang sangat terdengar familiar,
membuatku tak sabar membuka mata untuk mengecek sekeliling.
perlahan namun pasti,
mataku menemukan titik fokus.
pertama kubuka mata, yg kulihat adalah langit2 kamar klasik ini.
ukiran2 khas yang dulu dipesan papa khusus untuk kamarku.
ada lampu gantung ditengah langit2 ini,
tepat diatas ranjangku.
lampu berbahan gelas kristal replika,
dengan cahaya yang tidak begitu terang.

aq pun kembali mendengar suara berat itu,
dari sebelah kananku.
ternyata itu papa.
semenjak mama meninggal,
beliau belum jatuh cinta pada wanita lain.
bukan ku tak mengijinkan tapi beliau sendiri yang memilih untuk merawatku dan bekerja saja.
katanya, cintanya kini hanya untukku.
disebelah bahu kananku,
papa masih dengan setelan kerjanya.
kemeja putih bersih, vest ungu tua, dan dasi ungu yang selaras dengan vest juga jas nya. begitu gagah. bila saja kakakku masih ada, dy akan segagah papa. aq tak sangsi sedikitpun mengenai itu.
'hei pah, kok sudah pulang?'
'papa kangen kamu Re sayang'
'ah papa, tp kan bisa saat makan malam qt bertemu. seperti biasa'
'gak apa2. lagipula kerjaan papa kan gak padet. laper gak Re?'

aq mulai merasa2 perutku.
ah! iya memang sepertinya aq sudah perlu makan.
tapi bukan lapar.
obat2 itu membuat selera makanku tak sebesar dulu.
'iya pah aq lapar sekali. ini jam berapa pah?',bohongku pada papa alih2 agar beliau tak kuatir.

lalu papa keluar kamar, sepertinya beliau ke dapur untuk memberitahukan perawat rumah menyiapkan makanan untuk kami.
tak lama kemudian papa kembali,
sementara aq yang sudah tersadar benar
beranjak mandi.
aq merasa begitu kacau.
kulihat jam menunjukkan pukul 1 siang, itu berarti aq tertidur kurang lebih 4jam.
semua gara2 obat itu.
'HUH!', gumamku saat mulai merebahkan diri tuk mandi di bathtub berisi air hangat dan sabun dengan aroma mawar favoritku.

kurang lebih setengah jam aq pun selesai membersihkan tubuhku dan membuat moodku setidaknya tidak sekacau tadi.
berpakaian seadanya. aq kembali ke ruang tidurku.
kulihat papa sudah duduk di sofa samping ranjangku,
beliau tersenyum seraya berkata,
'putri papa cantik ya'
'ah papa jangan mulai'
'Re, andai mamamu masih disini ya juga kakakmu'
'papa..', aq memeluk papa kencang. aq tak mau melihat papa menangis. walau sepertinya papa memang jarang menangis. papa paling kuat menahan emosi terdalamnya.
'pah, ayo makan. perutku bunyi' candaku mengalihkan situasi berat itu
'oh tentu saja sayang, ayo!'

siang itu kami makan dimeja yang sama.
hanya berdua.
sambil sesekali menoleh dan menghirup udara segar dari pintu yang sering dibuat terbuka menghadap langsung ke taman.
begitu menyenangkan.
lalu kulihat ada seseorang ditaman.
seseorang yang sangat asing.
seorang pria yang sepertinya seusia denganku.
ia terlihat mondar-mandir dengan baju kecoklatan dan ia mengenakan topi yang lucu.
'siapa dy?' gumamku dalam hati sembari lanjut menelan ice cream vanilla dengan perlahan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar